Penulis/pengarang

Mereka semua melihat perempuan tersebut dan ternyata dia adalah Bianca, ya Bianca dia bersama geng nya yang terkenal itu, geng The Squad Angel. Galvira, Tessa, dan Bianca tersenyum smirk melihat Anindya kebahasan. Sementara Healvito mengepalkan tangannya kuat dan memberi tatapan tajam kepada Bianca. "Dasar lo, ga pantes lo jadi kaka buat Anin"ucap Healvito emosi. "Haha, hello, siapa lagi yang mau jadi kaka nya dia"ucap Bianca alay, disertai senyuman smirknya. "Heh, lo itu kenapa si, tiba-tiba nyiram Anin?hah?kenapa? Anin salah apa sama lo?"tanya Imelda kesal. "Cuma satu kok kesalahan dia"ucap Bianca dingin. "APA?"teriak Healvito kesal. "Kesalahan dia, udah rebut Gerhana dari GUE"ucap Bianca dengan menekankan kata gue. "Anin, g-ga re-rebut gerhana kok"cicit Anin terbat-bata. Plak Satu tamparan mendarat di pipi mulus Anindya, yang membuat pipinya itu menjadi merah. "Apa-apaan si lo Bian"ucap Gerhan...

'Aduh jantung gue' batin Anindya.  Anindya pun langsung melenggang pergi meninggalkan Gerhana sendirian yang sedang mematung, kenapa sikapnya tidak dingin? Kemana sikap dinginnya itu?.  'Kenapa gue bersikap manis gitu ya? biasanya kan gue bersikap dingin' batin Gerhana.  *** Anindya telah sampai di parkiran, dan benar ternyata Healvito telah menunggunya.  "Lama amat, kemana dulu?"tanya Healvito.  "Itu bang, tadi Anin waktu jalan nabrak orang, trus orang itu nolongin Anin, dan jadinya kenalan sama ngobrol dulu hehe"cengir Anin. "Trus bang katanya dia sahabat abang dari kelas 10"lanjutnya. "Sahabat abang?"tanya Healvito dengan dahi berkerut.  "Iya bang, abang ga kenal?"tanya Anindya bingung.  "Namanya aja belum kamu sebutin, gimana abang kenal"ucap Healvito terkekeh.  "Eh iya bang lupa"ucap Anin, seraya menepuk dahinya. "Nama dia itu Gerhana Mahendra bang"lanjut Anin.  "Oh si Gerhana...

Hari Senin pagi pukul 05:00, Anindya telah dibangunkan oleh Ibunya, lebih tepatnya Ibu tirinya. Anindya sudah biasa diperlakukan seperti ini oleh Ibu tirinya itu,tapi percayalah Anindya itu gadis yang hebat dan kuat.  "Heh bangun kamu"ucap Silvia galak.  Anindya mengucek matanya. "Kenapa bu?"tanya Anindya yang sepertinya masih ngantuk.  "Pake tanya kenapa lagi, cuci baju sana, abis itu ke pas-"ucapan Silvia terpotong karena Anindya tiba- tiba memotong ucapan nya.  "Bu maaf, bukannya Anin ga mau ke pasar, tapi hari ini, hari pertama Anin masuk sekolah bu, Anin hari ini ada Mos"ucap Anindya takut takut.  Silvia memelototkan matanya. "Bodo amat, yang penting kamu harus ke pasar" ucap Silvia membentak Anindya. "Cepetan sana"ucap Silvia mendorong- dorong tubuh mungil Anindya.  "I-iya bu"cicit Anindya.  Anindya pun dengan segera mencuci baju di kamar mandi, padahal di rumah nya yang megah itu ada mesin cuci, tapi entahlah ...

Tokoh: -Anindya Putri Auriga -Healvito Revan Auriga=Kaka kandung Anindya -Bianca Auriga=Kaka tiri -Silvia Titian Auriga =Ibu tiri -Mario Auriga=Ayah kandung -Gerhana Mahendra=Pacar anindya -Surya Mahendra=Kembaran Gerhana -Pradana Galih Mahendra=Ayah kandung -Rossiana Fakhilla Mahendra=Ibu kandung Sahabat Anindya= -Friza -Imelda -Ethan -Raffael Musuh Anindya/yang tak suka= -Galvira -Tessa -Bianca Pendatang baru: -Rizky -Gibran Salam: Jeni Tukang Halu❣

Ini kisah tentang seorang gadis cantik yang bernama Anindya Putri Auriga, yang mempunyai kehidupan menyedihkan. Ia tinggal bersama Ibu tiri, Kakak tiri, Kakak kandung dan juga Ayahnya. Ayahnya menikah lagi sejak kejadian 10 tahun lalu, mereka mengira Mamanya itu meninggal karena penyakit kanker.  Kesedihan gadis itu perlahan memudar semenjak datangnya seorang lelaki bernama Gerhana Mahendra. Kebahagiaan nya seakan-akan muncul karena lelaki itu.  Akankah mereka berdua bersama selamanya? Ataukah ada masalah sehingga mereka berdua berpisah?  Penasarankan?  Happy Reading❤